Aktifitas kepariwisataan tidak dapat dilepaskan dari tiga hal yaitu atraksi, aksesibilitas dan aminitas. Atraksi adalah faktor utama dari kegiatan kepariwisataan yaitu daya tarik. Daya tarik dapat berupa event ( kegiatan) dan site (tempat-tempat yang menarik). Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan obyek untuk diakses dan dijangkau, baik akses informasi maupun kemudahan untuk datang ke daerah tersebut. Sedangkan aminitas berkaitan erat dengan ketersediaan sarana dan prasarana kepariwisataan maupun sarana dan prasarana lain yang mendukung kegiatan kepariwisataan.
Kabupaten Ketapang merupakan daerah yang banyak memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pantai Tanjung Belandang. Secara geologis Pantai Tanjung Belandang memiliki laju sendimentasi yang cukup tinggi karena merupakan estuaria dari Sungai Pawan, dengan demikian kawasan ini merupakan kawasan pantai sendimentasi yang relative mengandung lumpur yang tersuspensi. Walaupun menurut sebagian orang, ada tempat lain yang lebih bagus, namun karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Ketapang, transportasi yang lancar serta memiliki sarana dan prasarana yang relative memadai, maka pantai ini selalu ramai dikunjungi terutama pada hari-hari libur. Apalagi jika ada pertunjukan musik ataupun grasstrack.
Aktifitas kepariwisataan di pantai ini sedikit banyak telah memberikan kontribusi positif bagi pendapatan masyarakat sekitar yang berusaha di sektor pariwisata, terutama para pedagang. Pada hari-hari libur, tempat untuk bersantai dan istirahat selalu ramai oleh pengunjung. Apalagi kencendrungan masyarakat sekarang termasuk di Kabupaten Ketapang, kegiatan berwisata atau rekreasi sudah merupakan kebutuhan.
Namun tidak dapat difungkiri bahwa kondisi Pantai Tanjung Belandang saat ini dan dimasa yang akan datang, terdapat masalah dan harus mendapat perhatian yang serius. Apabila masalah ini dibiarkan, maka tidak mustahil Pantai Tanjung Belandang tidak akan bertahan lama.
Permasalahan pertama adalah abrasi pantai. Abrasi di Pantai Tanjung Belandang dapat mencapai 5 meter pertahunnya. Hal ini karena Pantai Tanjung Belandan berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan dimana pada musim barat tinggi gelombangnya mencapai 1,25 meter. Apabila dibiarkan, maka lambat laun pantai Tanjung Belandang akan hilang. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dibuat bangunan pemecah gelombang atau bangunan penahan gelombang.
Permasalahan kedua yang tidak kalah pentingnya adalah penataan kawasan. Bagaimanapun bangunan di kawasan Pantai Tanjung Belandang harus tertata dengan baik dan sedapat mungkin memiliki nilai estetika sehingga menarik dan tidak merusak keindahan pantainya. Dalam kaitan ini Pemkab. Ketapang telah membuat Detail Enginering Desain (DED) sebagai acuan pembangunan di kawasan Pantai Tanjung Belandang. Namun lahan di pantai ini milik masyarakat, dan mereka membangunnya tanpa memperhatikan DED yang dibuat. Akibatnya pantai ini terkesan kumuh dan semrawut. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan ulang terhadap bangunan yang telah dibangun oleh masyarakat sesuai dengan DED yang telah disusun dan harus dilakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat sehingga mereka menjadi paham betul kenapa DED itu dibuat.
Permasalahan lain yang cukup penting untuk diperhatikan adalah masalah kebersihan. Kebersihan pantai menjadi sangat penting agar kualitas lingkungan pantai selalu berada pada kondisi yang normal dan terbebas dari pencemar yang berasal dari aktifitas manusia. Pantai Tanjung Belandang tidak memiliki tempat pembuangan sampah atau pun tempat penampungan sampah sementara. Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan, membuat pantai menjadi kotor dan lambat laun tentu akan hilang keindahannya. Oleh karena itu perlu disediakan tempat sampah yang memadai. Dan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi sapta pesona kepada masyarakat. Menjaga kebersihan adalah bagian penting dari sapta pesona untuk diterapkan agar kawasan pantai tidak menjadi kotor.
Masalah lain yang patut untuk diperhatikan adalah kemacetan. Pada hari libur, apalagi pada hari libur nasional dan keagamaan, sering terjadi kemacetan pada jalur menuju pantai. Walau pantai ini memiliki jalan masuk dan keluar, namun karena kondisi jalan masuk masih sulit untuk dilalui kendaraan roda empat, maka keluar masuk kendaraan terpusat disatu arah sehingga sering terjadi kemacetan. Oleh karena itu Dinas Pekerjaan Umum perlu meningkatkan kualitas jalan masuk sehingga dapat dilalui oleh semua kendaraan.
Selain itu, untuk membuat Pantai Tanjung Belandang lebih baik, perlu adanya penambahan beberapa fasilitas seperti jalan setapak, taman bermain anak, tempat parkir dan MCK yang refresentatif. Dengan demikian diharapkan pantai ini tetap menjadi tujuan wisata yang indah dan nyaman. Bagaimanapun juga, jika dikelola dengan benar, Pantai Tanjung Belandang berpotensi memberikan PAD yang cukup besar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar